Study lapangan yang diikuti peserta kelas X (sepuluh) SMK yang didamping guru dan Wakasek Urusan Kesiswaan ini merupakan salah satu pendidikan berbasis karakter. Dengan bertujuan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Bangil, mengingatkan kepada para siswa bahwa manusia adalah tempat salah dan dosa dan agar para siswa tidak melakukan pelanggaran seperti saudara-saudara mereka di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Bangil.
Pada saat pembukaan, Wahyu Indarto selaku Kepala Rutan menanyakan pada siswa, bagaimanakah perasaan saat akan berkunjung ke Rutan? Banyak siswa yang merasa takut saat mengetahui bahwa tujuan study lapangan tersebut berada di Rutan. Namun Bapak Kepala Rutan menerangkan bahwa Lapas/Rutan saat ini berbeda dengan sebutan penjara. Lapas/Rutan sekarang menggunakan sistem pemasyarakatan, yaitu membina kembali para pelanggar hukum agar bisa bermasyarakat lagi saat sudah bebas. Berbeda dengan sistem kepenjaraan yang bertujuan untuk menjerakan para pelanggar hukum.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan testimoni dari beberapa Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). WBP yang memberikan testimoni adalah beberapa WBP dengan kasus yang sering terjadi pada kenakalan remaja, mulai dari kasus pencurian, pencurian dengan kekerasan, perkelahian, narkoba, pencabulan, dll. Para WBP menceritakan kronologi kejadian, faktor yang mendorong mereka melakukannya, penyesalan mereka, dan pesan-pesan kepada para siswa agar tidak melakukan tindakan kriminal seperti yang mereka lakukan. Para siswa menyimak dengan sangat antusisas setiap testimoni yang diutarakan WBP. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan tanya jawab dari para siswa dan guru, dan diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan hasil karya WBP serta foto bersama.
0 comments:
Post a Comment